Romantik seksual - Kisah ini terjadi beberapa bulan silam, saat kapal tempatku bekerja merapat di pelabuhan Yokohama, Jepang. Hari itu salju turun dengan derasnya, maklum saat itu pertengahan bulan desember. Setelah kapal kami selesai merapat didermaga dengan sempurnanya, Nakhoda saya, yang orang Jepang, mengajak saya jalan-jalan kerumahnya. Rumah Nakhoda saya itu tidak jauh dari areal pelabuhan Yokohama, kami cukup naik taksi sekitar 10 menit saja. Sesampai di rumahnya, saya diperkenalkan dengan istri dan anak-anaknya. Harus diakui bahwa anak perempuan sulung Nakhoda saya, memiliki kecantikan raut wajah yang betul-betul asli Jepang, dengan kulit yang kuning, mata sipit dan body yang aduhai. Saya begitu terkesima dengan kecantikannya, dan sempat berkhayal yang bukan-bukan. Kami saling berjabat tangan dan mengucapkan salam perkenalan.
“Hi, nice to meet you,” kata anak Nakhoda saya itu.
“You too,” jawabku.
“What is your name?” tanya gadis itu.
“I’m Robert, and you?,” jawabku sambil menanyakan namanya.
“My name, Ayumi, ” jawabnya.
Selanjutnya kami duduk di ruang tamu dan bercerita ngalor-ngidul,
bersama-sama dengan ibu, ayahnya dan adik-adiknya. Saat kami bercerita,
sesekali saya berusaha mencuri-curi pandang kearah Ayumi, terutama ke
bagian pahanya yang putih mulus. Hal itu membuat penisku sering ereksi
sendiri. Namun sejauh itu saya masih berusaha untuk dapat mengendalikan
diri. Bandar bola terpercaya
Cerita Dewasa
| Setelah kurang lebih satu jam kami saling berbagi cerita, Nakhodaku
mengatakan bahwa ia dan istrinya akan pergi ke rumah saudaranya yang
sedang punya hajatan. Dan ia menyuruh saya untuk menunggunya di rumah
saja, sampai dia kembali. Sebelum mereka pergi Nakhoda saya berbicara
sebentar kepada Ayumi. Memang mereka berbicara dalam bahasa Jepang,
namun sedikit-sedikit saya bisa mengerti artinya, yaitu ia menyuruh
Ayumi untuk tinggal menemani saya dan menyiapkan makan untuk saya.
“Robert-san, kamu tinggal saja dan silahkan istirahat,” kata Nakhoda saya dalam bahasa Indonesia.
“Yes, Captain,” jawabku.
“Robert-san, Jangan malu-malu kalau mau makan, Ayumi akan siapkan makanannya,” katanya lagi kepadaku dan Ayumi.
Setelah mereka pergi, saya duduk-duduk saja di ruang tamu sambil
menonton televisi. Suasana rumah itu begitu sepi, karena nakhoda saya
pergi bersama istri dan adik-adik Ayumi. Sedang asyik-asyiknya nonton,
tiba-tiba Ayumi datang, kali ini dia sudah mengenakan Kimono, kamipun
bercerita sambil nonton televisi. Dari penuturannya, saya tahu kalau
Ayumi ini baru berusia 17 tahun dan duduk di SMU kelas dua. Pantas ia
begitu kelihatan remaja dan cantik. Kami duduk tidak terlalu berjauhan,
dan karena itu saya dapat sesekali mencuri pandang ke arah dua bukit
kembarnya yang cukup kelihatan di balik kimono yang ia pakai.
Kelihatannya udara yang dingin membuatku sedikit menggigil, kucoba memegang tangannya dan ia tidak menolak.
“Ayumi-san, are you cold? ” tanyaku
“Yes, I’m very cold, ” jawabnya
Saya memberanikan diri untuk memeluknya, ternyata ia tidak menolak
bahkan semakin merapatkan badannya kedadaku. Tanganku gemetaran saat
bersentuhan dengan buah dadanya yang mulai membesar seiring usianya.
Entah setan apa yang merasukiku, perlahan-lahan saya mengangkat dagunya
dan menciumnya. Ayumi pasrah dan membalas ciumanku. Kami berciuman cukup
lama dan saling memagut bibir dengan gairah nafsu yang sama membaranya.
“Robert-san, you are very handsome”, Ayumi berkata, disela-sela kami berciuman.
“Same Ayumi-san, you are very beautiful, ” kataku membalas.
Cerita Bokep | Tanpa terasa tanganku mulai bergerak kearah payudaranya, dan mulai membelai dan sesekali meremasnya.
“Oh.. hsst, hsst, Robert-san, please,” Ayumi mendesah dengan nikmatnya.
Pelan-pelan kubuka kimono yang menutup tubuhnya, ternyata dibalik
kimononya ia tidak memakai pakaian dalam sehingga tubuhnya yang mulus
segera saja terpampang jelas di mataku. Pentil susunya yang
kemerah-merahan bertengger dengan indahnya diatas dua bukit kembarnya
yang membusung indah. Betul-betul bagaikan puncak gunung Fujiyama, yang
memang kelihatan jelas dari jendela rumahnya. Tanpa menunggu lama,
kubopong dia ke atas sofa yang ada diruang tamu itu. Kembali kulumat
bibirnya yang kecil memerah, sambil tanganku membelai lembut bukit
kembarnya. Rupanya Ayumi juga tidak mau ketinggalan, ia membuka
kancing-kancing bajuku dan melepas ikat pinggang celanaku. Tangannya
dimasukkan ke dalam celanaku dan mulai meremas-remas batang kemaluanku.
Akibat perbuatan Ayumi itu, kemaluanku semakin tegang, dan membuat mata
saya juga meram-melek kenikmatan. Situs judi online
Setelah kurasa cukup melumat bibirnya, kini bibirku mulai kuturunkan kearah pentil susunya, dan mulai menjilatinya pelan-pelan.
“Oh my god, Robert-san, please, please touch me, suck it,” Ayumi terus meracau tak keruan.
“Don’t worry, honey. I will to do,” kataku sambil terus menjilati pentil
susunya. Sementara itu tanganku terus bermain-main diselangkangnya dan
mengusap serta membelai lembut goa yang ada disela-sela momo-nya (BHs.
Jepang = Paha). Jari jemariku terkadang lembut memasuki liang vaginanya
dan terasa ada cairan hangat disitu. Menyadari hal ini saya segera
berjongkok didepan sofa dan pahanya Ayumi kurentangkan lebar-lebar.
Segera saja kujilati vaginanya dengan penuh nafsu.
“Auh.. hmm.. hst.. Robert-san o kudasai,” Ayumi kembali meracau dalam bahasa Jepang.
Saya berusaha membuat suasana serileks mungkin, dengan terlebih dahulu
mengecup liang vaginanya dan menghirup aroma khas perempuan yang begitu
mempesona. Mungkin inilah aroma sejati sashimi dan sushi, pikirku dalam
hati. Lidahku bermain liar di liang vaginanya dan sesekali kuhisap
lembut klitorisnya yang bagaikan buah cherry terselip di sela-sela daun.
Saking enaknya, tanpa sadar Ayumi menjambak-jambak rambutku.
“Oh.. uh.. mmh..” desah Ayumi keenakan.

Cerita Mesum Terbaru
| Sluph.. clep.. clup.. lidahku berdecak berirama menghirup semua
cairan hangat yang terus membanjiri liang vaginanya Ayumi. Rupanya Ayumi
tak mau terus menerus kupermainkan, dia segera beranjak dan sekarang
gantian saya yang duduk bersandar di sofa. Sekejap Ayumi memperhatikan
batang kemaluanku kelihatan begitu tegang menantang.
“Oh Robert-san, it is very nice and very big, like is the Yokohama
Tower,” katanya terkagum-kagum sambil memegang dan mengocok-ngocok
batang penisku. Sementara itu batang penisku semakin menegang dan
kepalanya semakin merah kehitam-hitaman mengkilat.
“Yes, honey. But it is not Yokohama Tower, it is Monas Tower,” balasku sambil tertawa geli dalam hati.
Tidak puas hanya memandang dan mengocok-ngocok batang penisku, kini
Ayumi mulai menjilati dan mengulumnya. Lidahnya bermain lincah di
pangkal dan kepala penisku, yang membuatku menggelinyang kegelian.
Nafsuku semakin membuncah, akibat batang penisku yang terus-terusan
dikulum dan disedot.
“Umm.. esht.. oh honey.. oh god,” kataku keenakkan.
“Clup.. clep.. srlup.. setiap hisapan mulut Ayumi menimbulkan bunyi yang
tak lagi berirama dan menghadirkan sensasi gairah tersendiri
ditelingaku.
Sementara itu, jari-jariku terus bermain diliang vaginanya. Kumasuk
keluarkan jari-jariku, sambil sesekali melakukan gerakan-gerakan
membentuk oval mengikuti lekuk bentuk liang vaginanya. Cairan hangat
yang semakin banyak keluar dari liang vagina, telah membasahi semua
telapak tanganku.
“Oh, honey. Please fuck me,” Ayumi yang sudah tidak dapat menahan
gejolak nafsunya bangkit dari posisi jongkok dan naik keatas pangkuanku.
Dipegangnya batang penisku dan pelan-pelan memasukkannya keliang
vaginanya.
“Oh honey, it is very big, but I like it,” Ayumi berkata sambil berusaha
menekan pantatnya ke bawah untuk memasukkan batang kemaluanku.
Cerita Ngentot
| Bless.. plok.. semua batang penisku telah masuk ke dalam liang
vaginanya Ayumi. Terasa kehangatan menjalari setiap pori-pori yang ada
di batang kemaluanku. Selanjutnya dia mulai menggenjot-genjot,
menaik-turunkan pantatnya yang putih mulus dan melakukan gerakan-gerakan
berputar yang berirama.
“Ouhk.. uhs.. yes.. oh yes..” Ayumi mengerang-ngerang kenikmatan.
“Oh honey, yes.. oh yes..” akupun tak kalah nikmatnya.
Beberapa saat sempat kuperhatikan sisa-sisa batang kemaluanku yang
berada di luar liang vaginanya Ayumi, kelihatannya begitu perkasa
bagaikan pohon yang berusaha menembus awan. Vaginanya Ayumi kelihatan
begitu indah, berwarna kemerah-merahan.
Posisi Ayumi sekarang berganti, ia mengambil posisi menungging
membelakangi saya. Inilah posisi Doggy style, yang memang saya gemari.
Dalam posisi doggy style itu, saya bebas memandang vaginanya Ayumi yang
begitu menantang untuk segera kususupi batang kemaluanku.
“Ups.. aukh.. yes honey, yes..” Ayumi mendesah-desah tak beraturan saat kumasuk-keluarkan batang kemaluanku di vaginanya.
“Oh.. usmh.. hah.. hah..” nafasku menderu-deru menikmati permainan ini.
Selang tiga menit kemudian rupanya Ayumi yang sudah semakin tak kuat
menahan gairahnya berbalik dan mengambil posisi terlentang di sofa.
“Please honey, please come in, kudasai,” Ayumi berkata dalam bahasa
Inggris dan Jepang memintaku segera melakukan permainan puncak.
“Okay honey, okay,” kataku sambil mengambil posisi dan mengarahkan penisku tepat ke lubang vaginanya.
“Uckh.. uhst.. yes honey,” Ayumi mendesah saat kumasukkan penisku ke vaginanya.
Terasa sedikit sempit, namun penisku lancar saja memasukinya karena
vaginanya sudah begitu basah. Selanjutnya, segera saja saya mulai dengan
permainan puncak ini. Penisku kumasuk-keluarkan dengan irama yang
teratur. Clep.. clup.. cres.. terdengar bunyi yang begitu menggairahkan
saat penisku mulai beraksi. Ayumi rupanya tak mau ketinggalan, ia segera
saja mengimbanginya dengan menggoyang dan memutar-mutar pinggulnya.
“oh, honey. I love you, honey. Uh.. shh..,” Ayumi kembali mendesah-desah kenikmatan.
“Yes honey, I love you too,” jawabku tak kalah nikmatnya.
“Ump.. hssh.. ouhk.. oh yes,” Ayumi mendesah-desah semakin tak karuan.
“Ush.. ahh.. ohh..,” sayapun mendesah-desah merasakan kenikmatan yang indah ini.
Cerita Sex
| Kami menikmati permainan puncak ini dengan segenap perasaan, sambil
sesekali bercakap-cakap. Beberapa saat kemudian rupanya Ayumi sudah
tidak lagi kuat menahan gairah nafsunya, tangannya dengan kuat
mencengkram bahuku dan pinggulnya digoyang-goyang semakin cepat.
“Oh honey, I’m coming. I’m coming, oh.. ah..,” Ayumi mendesah semakin tak keruan.
“Oh yes, honey. Yes. I’m coming too,” kataku yang juga sudah tak kuat menahan desakan-desakan nafsuku.
Gerakan maju mundur segera saja kupercepat dan Ayumi-pun semakin cepat
menggoyang dan memutar-mutar pinggulnya. Beberapa saat kemudian kamipun
mencapai puncak Fujiyama bersama-sama.
“Oh honey, oh.. uah.. umph..,” desah panjang Ayumi saat mencapai puncak kenikmatan.
“Uhmp.. uhss.. ouhk..,” desahku saat cairan lahar panas tumpah keluar dari lubang penisku dan membanjiri vaginanya Ayumi. situs taruhan bola
Ayumi memeluk erat tubuhku, seakan-akan tidak ingin melepas lagi.
Jari-jari tangannya mencengkram erat punggungku, kedua kakinya melipat
dan menekan pantatku. Sementara itu, saya sendiri memeluk tubuhnya
dengan erat dan melumat habis bibirnya.
Kenikmatan terindah ditengah derasnya salju bulan Desember yang begitu
berkesan. Sejak saat itu, setiap kali kapal saya bersandar di pelabuhan
Yokohama Jepang, saya dan Ayumi selalu merengkuh kenikmatan bersama,
terkadang di rumahnya atau di hotel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar